Anna Karenina (Jilid 1)
Judul asli: Anna Karenina
Penulis: Leo Tolstoi
Penerjemah: Koesalah Soebagyo Toer
Penyunting: Candra Gautama
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia, 2007
Anna Karenina dalam bahasa Indonesia ini adalah penerjemahan langsung dari bahasa aslinya, yaitu bahasa Rusia. Di sampul belakang buku ditulis sebagai berikut:
Sampai sebegitunya? Tapi setelah membaca buku ini, walaupun baru selesai jilid I (karena baru terbit yang ini?), jelaslah mengapa buku ini sampai diterjemahkan dan diterbitkan ke dalam berbagai bahasa sampai puluhan kali. Detail cerita dan cara serta gaya bercerita Leo Tolstoy memang luar biasa, kreatif, dan cerdas.
Plot cerita Anna Karenina sebenarnya tidak istimewa, yaitu seorang istri sekaligus ibu--ya, Anna Karenina ini-- yang berselingkuh. Latar belakang cerita adalah kehidupan bangsawan Rusia di abad ke-19, dengan kehidupan yang sepertinya bersenang-senang dengan adanya pesta-pesta, bertamu ke rumah sesama bangsawan, ke pacuan kuda, bepergian ke kota lain atau ke pedesaan, bahkan ke luar negeri (Eropa).
Para tokoh bepergian mondar-mandir antara Moskwa dan St. Petersburg (berapa km?). Daerah pedesaan diwakili oleh tempat tinggal Levin, teman dan sahabat Stepan Arkadyich (Stiva Oblonskii). Nah, kakak Stiva inilah Anna Karenina.
Para bangsawan atau kelompok elite Rusia ini mendapat pendidikan bahasa Prancis dan Inggris. Sejak kecil, anak-anak dibiasakan juga untuk berbicara dalam bahasa Prancis, setidak-tidaknya ini yang terjadi di keluarga Stiva dan Dolly (Darya).
Oya, orang Rusia sepertinya mempunyai banyak nama. Lihat saja Stepan Arkadyich atau Stiva Oblonskii. Anna Karenina bernama Anna Arkadevna, sedangkan suami Anna, Karenin, bernama Aleksei Aleksandrovich. Pada awalnya, agak membingungkan juga penggunaan nama-nama ini. Setiap tokoh dapat disebut dengan beberapa nama. Disangka tokoh baru, ternyata tokoh yang sudah muncul :P. Tapi lama-lama paham juga dengan tokoh yang dimaksudkan penulis.
Para bangsawan Rusia tampaknya juga senang ngobrol ngalor-ngidul memperbincangkan sesuatu, termasuk juga ber-monolog, berdiskusi dengan diri sendiri, atau merenungkan sesuatu. Salah satu kekuatan Tolstoy adalah menghadirkan perbincangan-perbincangan, diskusi, ataupun monolog ini, walaupun kadang perbincangan tersebut seperti tidak nyambung, peserta saling melontarkan ucapan yang kadang terputus di tengah jalan.
Yang agak mengganggu pada terjemahan Indonesia ini, bagi saya, adalah munculnya kata "alhamdulillah". Tidak tepat deh karena memiliki konotasi agama Islam. Padahal keyakinan para tokoh di Anna Karenina sepertinya adalah Kristen atau Katolik (atau tidak beriman seperti Levin). Menurut saya, lebih tepat kalau diterjemahkan ke dalam puji Tuhan atau yang sejenis lah.
Terlepas dari ketidaktepatan tadi dan sedikit ketidaktepatan minor di beberapa tempat, terjemahan bahasa Indonesia ini memberi kesempatan penutur bahasa Indonesia untuk menikmati Anna Karenina, yang katanya adalah salah satu karya terbaik Leo Tolstoy. Tidak sabar ni untuk bisa membaca Anna Karenina jilid berikutnya ;)
Penulis: Leo Tolstoi
Penerjemah: Koesalah Soebagyo Toer
Penyunting: Candra Gautama
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia, 2007
Anna Karenina dalam bahasa Indonesia ini adalah penerjemahan langsung dari bahasa aslinya, yaitu bahasa Rusia. Di sampul belakang buku ditulis sebagai berikut:
Anna Karenina sampai sekarang masih terus disalin dan diterbitkan dalam berbagai bahasa. Hingga akhir abad ke-20, novel ini telah diterjemahkan dan diterbitkan 625 kali dalam 40 bahasa (tidak termasuk bahasa aslinya). Dalam bahasa Inggris saja, hasil terjemahan yang berbeda pernah dicetak 75 kali, Belanda 14 kali, Jerman 67 kali, Prancis dan Itali 36 kali, Cina 15 kali, dan Arab 6 kali. Terjemahan Indonesia ini sendiri dilakukan dua kali oleh penerjemah yang sama, Koesalah Soebagyo Toer, langsung dari bahasa Rusia.
Sampai sebegitunya? Tapi setelah membaca buku ini, walaupun baru selesai jilid I (karena baru terbit yang ini?), jelaslah mengapa buku ini sampai diterjemahkan dan diterbitkan ke dalam berbagai bahasa sampai puluhan kali. Detail cerita dan cara serta gaya bercerita Leo Tolstoy memang luar biasa, kreatif, dan cerdas.
Plot cerita Anna Karenina sebenarnya tidak istimewa, yaitu seorang istri sekaligus ibu--ya, Anna Karenina ini-- yang berselingkuh. Latar belakang cerita adalah kehidupan bangsawan Rusia di abad ke-19, dengan kehidupan yang sepertinya bersenang-senang dengan adanya pesta-pesta, bertamu ke rumah sesama bangsawan, ke pacuan kuda, bepergian ke kota lain atau ke pedesaan, bahkan ke luar negeri (Eropa).
Para tokoh bepergian mondar-mandir antara Moskwa dan St. Petersburg (berapa km?). Daerah pedesaan diwakili oleh tempat tinggal Levin, teman dan sahabat Stepan Arkadyich (Stiva Oblonskii). Nah, kakak Stiva inilah Anna Karenina.
Para bangsawan atau kelompok elite Rusia ini mendapat pendidikan bahasa Prancis dan Inggris. Sejak kecil, anak-anak dibiasakan juga untuk berbicara dalam bahasa Prancis, setidak-tidaknya ini yang terjadi di keluarga Stiva dan Dolly (Darya).
Oya, orang Rusia sepertinya mempunyai banyak nama. Lihat saja Stepan Arkadyich atau Stiva Oblonskii. Anna Karenina bernama Anna Arkadevna, sedangkan suami Anna, Karenin, bernama Aleksei Aleksandrovich. Pada awalnya, agak membingungkan juga penggunaan nama-nama ini. Setiap tokoh dapat disebut dengan beberapa nama. Disangka tokoh baru, ternyata tokoh yang sudah muncul :P. Tapi lama-lama paham juga dengan tokoh yang dimaksudkan penulis.
Para bangsawan Rusia tampaknya juga senang ngobrol ngalor-ngidul memperbincangkan sesuatu, termasuk juga ber-monolog, berdiskusi dengan diri sendiri, atau merenungkan sesuatu. Salah satu kekuatan Tolstoy adalah menghadirkan perbincangan-perbincangan, diskusi, ataupun monolog ini, walaupun kadang perbincangan tersebut seperti tidak nyambung, peserta saling melontarkan ucapan yang kadang terputus di tengah jalan.
Yang agak mengganggu pada terjemahan Indonesia ini, bagi saya, adalah munculnya kata "alhamdulillah". Tidak tepat deh karena memiliki konotasi agama Islam. Padahal keyakinan para tokoh di Anna Karenina sepertinya adalah Kristen atau Katolik (atau tidak beriman seperti Levin). Menurut saya, lebih tepat kalau diterjemahkan ke dalam puji Tuhan atau yang sejenis lah.
Terlepas dari ketidaktepatan tadi dan sedikit ketidaktepatan minor di beberapa tempat, terjemahan bahasa Indonesia ini memberi kesempatan penutur bahasa Indonesia untuk menikmati Anna Karenina, yang katanya adalah salah satu karya terbaik Leo Tolstoy. Tidak sabar ni untuk bisa membaca Anna Karenina jilid berikutnya ;)
5 Comments:
how i can get ana karenina`s book????
plisss...
Lho.. memang tinggal di mana? Kalau di Indonesia, paling ke toko buku Gramedia terdekat. Tapi kalau di luar negeri, ya terpaksa nitip teman/saudara yg mau ke sana :p
novel2 tolstoi yang diterjemahkan mas koesalah sepengetahuan saya semua memakai kata pujian islami. tapi dengan begitu jadi lebih enak kok untuk bacanya
disekolah saya cuma ada anna karenina jilid 4. Sebenarnya Anna Karenina sudah diterbitkan sejak bertahun-tahun yang lalu, cetakan baru dengan cover yang lebih menarik memang baru diterbitkan lagi.
Saya sendiri baru saja selesai membaca karya non-fiksi Tolstoy, The Kingdom Of God is Within You.
nyari dimana terjemahan anna kareninanya??/muter2 gramediakogk gagk ad??
Post a Comment
<< Home