Buku, Buku, Buku!

verba volant, scripta manent ~ kata-kata yang diucapkan akan lenyap, yang dituliskan akan tetap

My Photo
Name:
Location: Bintaro, Tangerang Selatan 15412, Indonesia

Born and raised in Jakarta, I wonder when, where and how this journey end? .. and how will I reborn again?

Tuesday, June 26, 2007

Laskar Pelangi


Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: PT. Bentang Pustaka, cetakan keenam Februari 2007 (cetakan pertama September 2005)

Masa kecil anak-anak Melayu yang beraneka warna seperti pelangi di pulau timah Belitong; itulah kisah Laskar Pelangi. Laskar Pelangi terdiri dari 10 anak yang bersekolah di SD dan SMP Muhammadiyah di kawasan perkotaan Belitong.

SD dan SMP Muhammadiyah adalah sekolah miskin yang kekurangan guru. Hanya 2 orang guru yang mengajar di sana dengan penuh dedikasi, kasih sayang, dan kelembutan, yaitu Bapak Harfan (kepala sekolah) dan Ibu Mus. Sebagian besar murid SD Muhammadiyah bersekolah mengenakan sandal. Mereka bahkan tidak mengenakan seragam.

Kemelaratan mewarnai kehidupan Laskar Pelangi. Sebagian besar orang tua mereka adalah buruh PN Timah, selain nelayan (orang tua si genius Lintang) dan orang Tionghoa kebun (orang tua A Kiong).

Kontras dengan kehidupan sosial-ekonomi Laskar Pelangi adalah kehidupan di kawasan Gedong, yaitu kawasan perumahan para staf PN. Timah yang sudah dibangun sejak jaman Belanda. Kawasan Gedong adalah kawasan enclave dengan tembok tinggi di sekelilingnya dan satu gerbang masuk dan keluar. Gedong memiliki sekolah sendiri khusus untuk anak-anak yang menghuni kawasan tersebut. Tentu saja sekolah Gedong adalah sekolah yang "wah".

Laskar Pelangi yang mewakili anak-anak Melayu miskin, yang menyaksikan kehidupan mewah di Gedong di depan mata mereka, adalah anak-anak ceria yang menikmati kehidupan. Kisah mereka membuat iri karena lebih seru dan tidak biasa-biasa saja. Atau ini seperti melihat rumput tetangga yang tampaknya koq lebih hijau? Hmm, mungkin juga.., bisa jadi..

Empat bab terakhir menceritakan kondisi Laskar Pelangi 12 tahun kemudian. Ternyata nasib mereka juga seperti pelangi yang beraneka warna. Ah, seandainya Lintang... Trapani, mengapa tidak melepaskan diri dari Ibunda? Atau mungkin, Ibunda Trapani yang tidak bisa melepaskan diri dari anaknya??? Hmm, pertanyaan-pertanyaan ini sebaiknya tidak dilontarkan???

Buku Laskar Pelangi yang enak dibaca ini memberikan sumbangan dokumentasi bagaimana anak-anak Melayu di Belitong dibesarkan. Bagaimanakah anak-anak Indonesia di berbagai pelosok negeri tumbuh dan berkembang? Kita memerlukan "Andrea Hirata - Andrea Hirata" lain untuk menuliskan kisah anak-anak Indonesia dari berbagai sudut negeri.