Buku, Buku, Buku!

verba volant, scripta manent ~ kata-kata yang diucapkan akan lenyap, yang dituliskan akan tetap

My Photo
Name:
Location: Bintaro, Tangerang Selatan 15412, Indonesia

Born and raised in Jakarta, I wonder when, where and how this journey end? .. and how will I reborn again?

Saturday, June 19, 2010

The Miracle of Enzyme

Judul Asli: The Enzyme Factor
Penulis: Hiromi Shinya, MD
Penerjemah: Winny Prasetyawati
Penyunting: Budhyastuti R.H.
Proofreader: M. Eka Mustamar
Penerbit: Qanita
Cetakan: XI, Januari 2010 (cetakan pertama, Agustus 2008)
Tebal: 300 halaman

Dr. Hiromi Shinya adalah seorang spesialis endoskopi gastrointestinal (lambung dan usus). Dari ratusan ribu pengamatan klinisnya, Dr. Hiromi Shinya menemukan bahwa karakteristik usus dan lambung mencerminkan kondisi kesehatan seluruh tubuh. Seseorang yang memiliki karakteristik lambung dan usus yang baik adalah orang yang sehat jasmani dan rohani. Sedangkan seseorang yang memiliki karakteristik lambung dan usus yang buruk biasanya memiliki masalah mental atau fisik.

Tubuh manusia terdiri dari sistem yang sangat rumit, terbentuk dari kira-kira 60 triliun sel. Sel-sel kita cepat atau lambat selalu digantikan oleh sel-sel baru Sel-sel baru ini terbuat dari air dan makanan yang kita makan sehari-hari. Sistem pencernaanlah yang menyerap makanan dan air. Jika kualitas makanan dan air yang kita konsumsi buruk, sistem pencernaanlah yang menderita pertama kali.

Aktivitas tubuh kita didukung oleh banyak enzim. Sekitar 5.000 jenis enzim bekerja dalam tubuh manusia; sebagian dibuat di dalam tubuh (3.000 jenis dibuat oleh bakteri-bakteri usus), dan sebagian lainnya datang dari luar dalam bentuk makanan.

Orang-orang yang memiliki karakteristik lambung dan usus yang baik menyantap bahan makanan segar yang mengandung banyak enzim. Sedangkan orang-orang yang memiliki karakteristik lambung dan usus yang buruk memiliki kebiasaan gaya hidup yang mempercepat habisnya enzim.

Kebiasaan apa saja yang menguras enzim?
▪ menggunakan alkohol dan tembakau;
▪ terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan makanan;
▪ lingkungan yang menyebabkan stres;
▪ penggunaan obat-obatan;
▪ menyantap makanan basi yang memproduksi racun dalam usus besar;
▪ terkena sinar ultraviolet dan gelombang elektromagnetik yang menghasilkan radikal bebas sehingga memerlukan detoksifikasi oleh enzim (di depan komputer terus menerus menyebabkan terpapar gelombang elektromagnetik gak ya?);
▪ stres secara emosi.

Berdasarkan data pengamatannya, Dr. Hiromi Shinya membangun teori adanya "enzim pangkal", sebuah prototipe enzim, asal dari beberapa ribu jenis enzim. Ketika sejumlah besar enzim tertentu digunakan di suatu daerah tertentu di tubuh, sepertinya ada kekurangan enzim di bagian-bagian tubuh yang lain. Jika suatu organ atau bagian tubuh menggunakan persedian enzimnya secara berlebihan, tubuh akan mengalami kesulitan mempertahankan homeostatis (keseimbangan sistem tubuh), memperbaiki sel-sel, dan menjaga sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem kekebalan tubuh.

Oleh karena itu, perlu gaya hidup yang meningkatkan dan bukannya yang menguras enzim tubuh. Menyantap makan yang mengandung enzim menciptakan lingkungan usus yang menyebabkan bakteri-bakteri usus dapat memproduksi enzim. Saat makanan yang mengandung enzim dikonsumsi, enzim pangkal disimpan dalam tubuh, siap digunakan kapan pun dibutuhkan.

Kunci emas untuk hidup sehat dari Dr. Shinya antara lain adalah:
1. Menu makan yang baik, sesuai dengan susunan gigi manusia, terdiri dari 85-90% makanan nabati dan 10-15% protein hewani (sebaiknya dari hewan yang suhu tubuhnya lebih rendah dari suhu tubuh manusia, yaitu ikan).
2. Minum air yang baik (air mineral atau air sadah) 6-10 gelas per hari.
3. Pembuangan yang teratur.
4. Olahraga secukupnya sesuai dengan usia dan kondisi fisik.
5. Istirahat yang cukup dengan tidur 6-8 jam setiap malam (dan 30 menit setelah makan siang!).
6. Pernapasan dan meditasi.
7. Kebahagian dan cinta, seperti menghargai orang lain, tertawa, menyanyi dan menari.

Untuk makanan, diperlukan makanan tambahan berikut:
1. Teh herbal;
2. Tablet rumput laut (kelp);
3. Ragi untuk pembuatan bir;
4. Bee pollen atau propolis madu;
5. Suplemen enzim;
6. Suplemen multivitamin dan mineral.

Sedangkan makanan dan bahan-bahan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Produk-produk susu;
2. Teh hijau Jepang, teh Cina, teh hitam Inggris (1-2 cangkir per hari);
3. Kopi (what?????);
4. Makanan yang manis dan gula (what again?????);
5. Nikotin;
6. Alkohol;
7. Cokelat;
8. Lemak dan minyak;
9. Garam meja biasa (gunakan garam laut).

Obat-obatan tidak dapat menyembuhkan penyakit. Cara mendasar untuk menyembuhkan penyakit terletak pada gaya hidup sehari-hari. Buku ini menjelaskan mengenai makanan yang mengandung enzim dan gaya hidup yang sehat.

Meskipun sudah menyadari pentingnya gaya hidup sehat, tapi untuk menjalankannya ternyata tidak mudah ya. Makanan/minuman yang harus dihindari atau dibatasi koq ya ndilalah makanan/minuman favorit. Hm, tapi menurut Dr Hiromi Shinya, yang penting adalah melakukan apa yang membuat kita bahagia koq.

Tuesday, June 15, 2010

What I Talk About When I Talk About Running

Judul Asli: Hashiru Koto Ni Tsuite Kataru Toki Ni Boku No Kataru Koto
Penulis: Haruki Murakami
Penerjemah dari bahasa Jepang: Philip Gabriel
Penerbit: Vintage, Great Britain
Tahun: 2009 (terbit pertama kali di Jepang: 2007)
Tebal: viii + 181 halaman

Jingu Stadium, 1 April 1978, mendadak terlintas di pikiran Haruki Murakami, "Tahu nggak? Aku kan bisa mencoba menulis novel". Dan begitulah, Murakami kemudian membeli kertas, membeli pena, dan menyelesaikan 200 halaman tulisan tangan novel perdananya (dalam bahasa Jepang) Hear the Wind Sing (dalam bahasa Indonesia "Dengarlah Nyanyian Angin"), yang kemudian disusul dengan Pinball, 1973.

Kedua novel ini dinominasikan untuk Akutagawa Prize, meskipun akhirnya tidak menang sama sekali. Sebelumnya, novel Hear the Wind Sing sudah memenangkan Gunzo Prize. Ketika menulis kedua novel tersebut, Murakami masih berbisnis sebuah klub jazz.

Setelah kedua novel tadi terbit, Murakami memutuskan untuk menutup bisnisnya untuk berkonsentrasi penuh menulis. Karena, menurutnya, ia adalah tipe orang yang komit pada apapun yang dikerjakannya.

Menjadi penulis profesional, berarti duduk seharian menulis. Berat badan Murakami mulai naik. Apalagi Murakami terlalu banyak merokok. Enam puluh batang per hari. Timbul pertanyaan bagaimana menjaga tubuh supaya tetap bugar. Jika ingin menjadi novelis berumur panjang, maka harus mencari cara agar tetap bugar dan menjaga berat badan yang sehat. Murakami mulai berolahraga lari di lapangan Nihon University di dekat rumahnya. Ia pun berhenti merokok. Dan hidup baru yang simpel dan teratur pun dimulai.

Murakami berlatih lari hampir setiap hari jika cuaca memungkinkan. Ia mengikuti lomba-lomba maraton (26,2 mil), triatlon, dan bahkan pernah mengikuti ultramaraton 62 mil. Murakami juga pernah berlari sendirian dari Athena ke Marathon (legenda maraton adalah berlari dari Marathon ke Athena).

Singkatnya, jika mau menulis sesuatu yang besar, maka harus meningkatkan kekuatan dan stamina. Jika sesuatu itu berharga untuk dilakukan, maka akan berharga untuk memberikan yang terbaik dari dirimu--atau bahkan pada beberapa kasus lebih dari yang terbaik dari dirimu.

Murakami pernah ditanya tentang kualitas penting apa yang harus dimiliki oleh seorang penulis novel. Menurutnya, yang jelas adalah bakat. Kemudian: fokus. Dan kemudian adalah daya tahan. Tidak seperti bakat, fokus dan daya tahan dapat diperoleh dan dipertajam melalui latihan.

Menurut Murakami, apa yang diketahuinya tentang menulis, diperolehnya dari berlari setiap hari. Seberapa banyak dapat mendorong diri sendiri? Seberapa banyak istirahat yang diperlukan? Kapan menjadi berpikiran sempit dan tidak fleksibel? Seberapa banyak harus menyadari dunia luar, dan seberapa banyak harus fokus ke dalam? Sampai mana harus yakin pada kemampuan diri, dan kapan harus meragukan diri sendiri?

Hm, sebenarnya dalam melakukan pekerjaan apapun, pertanyaan-pertanyaan tadi juga akan muncul kan? Tapi mungkin dengan berlatih lari setiap hari, tubuh (dan pikiran) jadi lebih peka dan mengenali pertanyaan-pertanyaan yang muncul tadi. Dan mudah-mudahan jadi lebih tanggap untuk mengatasinya. Barangkali.

Bagi pelari seperti Murakami, yang benar-benar penting adalah mencapai tujuan yang ditetapkan sendiri, dengan kekuatan sendiri. Yang penting: puas. Waktu, peringkat, penampilan luar, semua nomor dua. Dan suatu hari, Murakami mengharapkan di batu-nisannya akan tertulis:
Haruki Murakami
1949-20**
Penulis (dan Pelari)
Paling Tidak Ia Tidak Pernah Berjalan

Uh, keren gak sih? O ya, judul buku ini ternyata diambil dari kumpulan cerita pendek Raymond Carver berjudul What We Talk About When We Talk About Love. Dan sedikit catatan mengenai Norwegian Wood (salah satu buku Haruki Murakami yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) dapat dilihat di sini.

Friday, June 11, 2010

Sebatang Kara

Judul Asli: Sans Familie
Penulis: Hector Malot
Alih bahasa: Tanti Lesmana (dari terjemahan bahasa Inggris "Nobody's Boy")
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, 2010
Tebal: 378 halaman

Sebatang Kara bercerita tentang Remi yang diculik ketika masih bayi, diasuh oleh Ibu Barberin, dijual kepada Signor Vitalis, dan menemukan ibu kandungnya. Bersama dengan Signor Vitalis, Remi mengembara di Prancis dan Italia, mengadakan pertunjukan-pertunjukan bersama hewan-hewan peliharaan. Setting cerita sepertinya adalah Eropa pada abad ke-19. Hector Malot sendiri, sang penulis cerita hidup dari tahun 1830 sampai dengan tahun 1907.

Dulu sekali, tahun 1970-an, cerita ini pernah dimuat secara bersambung di majalah anak-anak "si Kuncung" dengan judul--kalau tidak salah-- "Sendiri Di Dunia". Dulu, cerita ini termasuk favorit saya sampai saya baca berulang-ulang.

Sekarang, meskipun di sana sini terasa kuno, pengembaraan Remi dan teman-temannya ternyata masih lumayan seru untuk dibaca. Pertarungan antara baik dan buruk, perjuangan hidup anak manusia, bersifat universal dan masih berlangsung hingga kini. Meskipun kisah tentang Remi adalah kisah klasik (kalau tidak disebut kuno), hal-hal yang ditemui Remi ternyata masih aktual hingga kini.